Minggu, 19 April 2015

pengertian dan teknik-teknik evaluasi dalam pendidikan islam



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Evaluasi terhadap pencapai belajar siswa adalah kegiatan wajib bagi setiap guru atau pengajar. Dikatakan wajib karena pengajar dapat menginformasikan kepada lembaga atau siswa itu sendiri. Informasi tersebut berisi tentang bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai siswa tentang materi dan keterampilan-keterampilan mengenai mata ajaran yang diberikan.
Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Guru harus dapat membedakan, mana kegiatan evaluasi hasil belajar dan mana yang evaluasi pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan kepada diperoleh informasi tentang seberapa perolehan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Adapun evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal.
Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran, sedangkan evaluasi pembelajaran menetapkan baik buruknya proses dai kegiatan pembelajaran. Evaluasi terhadap proses pembelajaran dilakukan oleh guru sebagai bagian integral dari pembelajaran itu sendiri. Artinya, evaluasi harus tidak terpisahkan dalam penyusunan dan pelaksanaan pembelajaran.
Evaluasi proses bertujuan menilai keefektifan dan efisiensi kegiatan pembelajaran sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan program pelaksanaannya. Dengan demikian, tujuan utama melakukan evaluasi belajar adalah untuk mendapatkan menformasi yanga kurat mengenai tingkat pencapaian tujuan pembalajaran oleh siswa. Evaluasi yang baik haruslah berdasarkan atas tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh guru yang kemudian benar-benar diusahakan pencapaiannya oleh guru dan siswa. Evaluasi belajat terkait pendidikan dengan tujuan pembalajaran, sekaligus tujuan pendidikan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Teknik apa saja yang digunakan dalam evaluasi pendidikan?
2.      Apa yang dimaksud dengan evaluasi pendidikan?

C.     Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam evaluasi pendidikan islam.
2.      Untuk mengetahui tentang pengertian evaluasi pendidikan islam


 BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian. Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Sedangkan dari segi istilah yang telah dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown evaluasi itu mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.[1]

B.     Teknik-teknik Evaluasi pendidikan islam
A.    Teknik Tes
Menurut Conny Semiawan S, Tes tersebut berasal dari bahasa latin  Testum, yaitu sebuah piring atau jambangan dari tanah liat. Sedangkan dalam bahasa prancis kuno diartikan sebagai tempat memisahkan emas dan perak dari logam. Dalam perkembangannya, istilah tes ini dipergunakan untuk penyelidikan campuran logam pada emas dan perak.[2]
Adapun dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Adapun menurut Lee J. Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of psychological Testing, Tes merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih. Sedangkan menurut F.L. Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka yang satu dengan yang lain.[3]
Tes merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan. Alat ini dapat berbentuk tugas atau suruhan yang harus dilaksanakan dan dapat pula berupa pertanyaan-pertanyaan atau soal yang harus dijawab. Adapun pelaksanaannya, dapat dilaksanakan secara lisan maupun secara tertulis. Tes adalah alat yang direncanakan untuk mengukur kemampuan, keahlian atau pengetahuan. Dari pengertian ini maka tes adalah:
1)      Merupakan alat.
2)      Harus direncanakan, dalam arti dilakukan persiapan, prinsip-prinsip dan syarat-syarat tertentu.
3)      Berfungsi sebagai pengukur kemampuan, kecakapan dan pengetahuan anak.
Adapun yang dimaksud teknik tes adalah suatu teknik dalam evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar murid dengan mempergunakan alat tes.[4]
1.      Fungsi Tes
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu:
a)         Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
b)        Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program yang telah ditentukan.
2.      Jenis Tes
1.      Tes Verbal
Yaitu tes yang menggunakan bahasa sebagai alat untuk melaksanakan tes. Tes verbal terdiri dari:
a.       Tes Lisan, yakni tes dimana seorang guru memberikan pertanyaan secara lisan dan seorang murid harus menjawab dengan secara lisan juga.
b.      Tes Tertulis, yakni jenis tes yang dilakukan dengan secara tertulis.
2.      Tes Non Verbal
Yaitu tes yang tidak menggunakan bahasa sebagai alat untuk melaksanakan tes, tetapi menggunakan gambar, memberikan tugas dan sebagainya.[5]
3.      Penggolongan Tes
Tes dapat digolongkan menjadi dua, a) tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan belajar peserta didik, b) tes berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap.
a.       Penggolongan tes berdasarkan fungsinya
Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes yaitu dapat dibedakan menjadi enam golongan, 1) Tes seleksi, 2) Tes awal, 3) Tes akhir 4) Tes Diagnostik 5) Tes formatif dan 6) Tes sumatif.
1.        Tes Seleksi (al-Imtihan al-Intikhabiy =الإمتحان الإنتخابي)
       Tes seleksi sering dikenal dengan istilah “ujian saringan” atau “ujian masuk”. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
       Materi tes pada seleksi ini merupakan materi persyaratan untuk mengikuti program pendidikan yang akan dikuti oleh calon. Sesuai dengan sifatnya, yaitu menyeleksi atau melakukan penyaringan, maka materi tes seleksi terdiri atas soal yang cukup sulit. Tes seleksi dapat dilaksanakan secara lisan, dan tertulis.
2.        Tes Awal (al-Imtihan al-Mabda’iy= الإمتحان المبدئ)
       Tes awal sering dikenal istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Biasanya tes awal ini dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik.
       Isi atau materi tes awal pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui oleh peserta didik sebelum pelajaran diberikan kepada mereka. Contoh, sebelum mereka diberikan pelajaran pendidikan agama islam, terlebih dahulu dites pengetahuan tentang rukum islam, rukun iman, nama-nama rasul Allah, nama-nama kitab suci yang dibawa oleh masing-masing rasul Allah, nama-nama malaikat berikut tugasnya dan sebagainya.
3.         Tes Akhir (al-Imtihan al-Niha’iy= الإمتحان النهائ)
       Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Isi atau materi tes akhir ini adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting yang telah diajarkan kepada para peserta didik, dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal. Dengan cara demikian maka akan dapat diketahui apakah hasil tes akhir lebih baik, ataukah lebih jelek dari pada hasil tes awal. Jika hasil tes akhir itu lebih baik dari pada tes awal, maka dapat diartikan bahwa program pengajaran telah berjalandan berhasil dengan sebaik-baiknya.
4.        Tes Diagnostik (al-Imtihan al-Fahshiy= الإمتحا ن الفحصى)
Tes diagnostic adalah tes yang dilaksanakan menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Tes jenis ini dapat dilaksanakan dengan secara lisan, tertulis, perbuatan atau kombinasi dari ketinga.
Sesuai dengan nama tes itu sendiri (diagnose=pemeriksaan), jika hasil pemeriksaan itu menunjukkan bahwa tingkat penguasaan peserta didik itu rendah, maka harus diberi bimbingan secara khusus agar mereka dapat memperbaiki tingkat penguasaannya terhadap mata pelajaran tersebut.
5.        Tes Formatif (al-Imtihan al-yaumiy= الإمتحا ن اليومى)
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah pengetahuan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.
Tes formatif ini biasa dilaksanakan ditengah-tengah perjalanan program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap pelajaran tersebut sudah diselesaikan. Tes formatif ini biasa dikenal dengan “ujian harian”.
6.        Tes sumatif (Imtihan al-Nisf al-Sanawiy=الإمتحان النصف السنوى)
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis agar semua siswa memperoleh soal yang sama. Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes sumatif ini pada umumnya juga lebih sulit dari pada tes formatif.
Yang menjadi tujuan utama tes sumatif adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran.[6]

b.      Penggolongan Tes berdasarkan Aspek Psikis
1.      Tes Intelegensi, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
2.      Tes Kemampuan, yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimilikinya.
3.      Tes Sikap, yaitu tes untuk mengetahui sikap seorang murid terhadap sesuatu.
4.      Tes kepribadian, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang bersifat lahiriah seperti, gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, hobi dan kesenangan.
5.      Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian, yakni tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar. Tes hasil belajar atau prestasi belajar dapat didefinisikan sebagai cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang dapat ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian hasil belajar, baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau soal-soal yang harus dijawab.

B.       Teknik Non Tes
Teknik non tes adalah alat penilaian yang dilakukan tanpa melalui tes. Tes ini digunakan untuk menilai karakteristik lain dari murid, misalnya komitmen ibadah murid. Adapun telnik non tes antara lain:
1.      Pengamatan (observation)
Observasi adalah tiknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui proses pengamatan dan pendekatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki.
Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dari proses belajar, misalnya tingkah laku peserta didik pada waktu guru pendidikan menyampaikan pelajaran dikelas, tingkah laku pesrta didik pada waktu jam-jam istirahat atau pada saat terjadinya kekosongan pelajaran.
2.      Wawancara (interview)
Wawancara adalah alat pengumpulan data yang dilakukan secara bertatap muka bertujuan untuk menyaring data dan informasi murid dengan jalan bertanya secara lisan kepada nara sumber (murid) ataupun kepada orang lain.
Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu:
a.         Wawancara terpimpin yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara berstruktur atau wawancara sistematis.
b.        Wawancara tidak terpimpin yang sering dikenal dengan istilah wawancara sederhana atau wawancara bebas.
Dalam wawancara terpimpin, evaluator melakukan Tanya jawab secara lisan dengan pihak-pihak yang diperlukan. Misalnya wawancara dengan peserta didik, dengan orang tua atau wali murid. Dalam rangka menghimpun bahan-bahan keterangan untuk penilaian terhadap peserta didik. Sedangkan dalam wawancara bebas, evaluator mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik atau orang tuanya tanpa dikendalikan oleh pedoman tertentu.[7]

3.      Angket (Questionnaire)
Angket juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil belajar. Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik ataupun orang tuanya. Tujuan utama dalam menggunakan angket yaitu untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka. Disamping itu juga, untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program pembelajaran.
4.      Sosiometri
Sosiometri adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengukur hubungan sosial di dalam kelompoknya. Dapat pula dikatakan bahwa sosiometri dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang dinamika kelompok. Sosiometri dapat pula dipergunakan untuk mengetahui popularitas seseorang dalam kelompoknya, serta meneliti kesukaran seseorang terhadap teman-temannya dalam kelompok, baik dalam kegiatan belajar, bermain dan kegiatan kelompok lainnya.




                                                                          BAB III



KESIMPULAN
Kesimpulan
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian. Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Sedangkan dari segi istilah yang telah dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown evaluasi itu mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Teknik evaluasi pendidikan menurut Conny Semiawan S, Tes tersebut berasal dari bahasa latin  Testum, yaitu sebuah piring atau jambangan dari tanah liat. Sedangkan dalam bahasa prancis kuno diartikan sebagai tempat memisahkan emas dan perak dari logam. Dalam perkembangannya, istilah tes ini dipergunakan untuk penyelidikan campuran logam pada emas dan perak.
Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes yaitu dapat dibedakan menjadi enam golongan, 1) Tes seleksi, 2) Tes awal, 3) Tes akhir 4) Tes Diagnostik 5) Tes formatif dan 6) Tes sumatif.






DAFTAR PUSTAKA
Mukhid,Abdul, Evaluasi Pembelajaran, (Pamekasan: Stain pamekasan press, 2006)
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, (Malang: UIN Maliki Press, 2010)
Sudijono,Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013)





















[1] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm.1
[2] Abdul Mukhid, Evaluasi Pembelajaran, (Pamekasan: Stain pamekasan press, 2006), hlm.2-3
[3] Anas Sudijono, ibid, hlm.66
[4] Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm.55-56
[5] Mulyadi, ibid, hlm.57-58
[6] Anas Sudijono, ibid, hlm.71-72
[7] Anas Sudijono, ibid, hlm.83

Tidak ada komentar:

Posting Komentar